Jumat, 03 November 2017

Jangan Salah Pendekatan, Efeknya Fatal Untuk Kemenangan Sang Caleg

"Kail dengan umpan yang tepat yang dilemparkan ke dalam kolam yang isinya terdapat ikan yang lapar, akan mendapat ikan yang banyak."

Anda sudah melihatnya sekarang. Begitulah kira-kira untuk menyederhanakan proses pemenangan Anda di Pileg mendatang. Calon pemilih memiliki motivasi untuk memilih. Motivasi ini berbeda-beda untuk setiap orang. Maka tidak bisa pendekatan pemenangan dilakukan sama rata. Masing-masing calon pemilih memerlukan langkah pendekatan pemenangan yang berbeda.

Selalu saja pemilih pragmatis ada di setiap pelosok. Secara sedehana pemilih pragmatis adalah mereka berharap menerima sesuatu sebelum pencoblosan, entah uang atau lainnya. Mereka lebih baik mendapatkan sekarang meskipun kecil, dari pada mereka tidak pernah merasakan apapun setelah pencoblosan.

Mereka selalu ada meskipun jumlah mereka tidak bisa diprediksi secara pasti. Penyebabnya bukan karena mereka, semata-mata doyan duit. Cobalah tanya pada orang-orang di pelosok daerah. 'Siapa orangnya yang dikasih uang kemudian menolak?'

Ditengah-tengah ekonomi serba sulit, cari uang juga sangat susahnya minta ampun, tiba-tiba ada yang datang dan memberi uang. Rasanya tidak akan ada yang akan menolak. Di dukung oleh para caleg yang memulainya terlebih dahulu memberi contoh kepada calon pemilih dengan melakukan money politik. Kebutuhan ekonomi memaksa mereka untuk melakukan hal ini. Bagaikan gayung bersambut.

Apakah kemudian mereka akan memilih caleg yang melakukan money politik?Tidak. Bila satu orang yang melakukannya, mungkin ya. Tapi bila ada lebih dari satu caleg yang memberi uang maka ia kemungkinan besar akan mengambil langkah pertimbangan berikutnya. Siapa yang memberi uang lebih banyak, siapa yang lebih di kenal, siapa yang membawanya dan bagaimana karakter yang bawanya, dsb. Maka jangan heran bila uang habis banyak ditebar tapi suara tak sebanding dengan perkiraan, bahkan nihil. Pasti kecewa, betul?

Pragmatis bukan semata penyakit pemilu yang muncul begitu saja. Ia penyakit yang diciptakan. Waduh teori dari mana lagi nih?Diciptaka oleh siapa. Jangan salahkan mereka yang di pelosok yang menerima uang money politik. Mereka butuh uang. Uang datang sendiri. Sangat sederhana.

Mereka tidak mengetahui apa itu pentingnya politik buat mereka. Mereka belum terlalu bisa jauh meraba, berpersepsi, beropini, atau menganalisa sehingga bisa melihat terang benderang keterkaitan antara suara yang ia berikan ke seorang caleg dengan dampaknya.

Mereka belum bisa menemukan keterkaitan antara perubahan ekonomi yang ia sangat butuhkan dengan suara yang akan ia berikan. Maka siapa yang datang memberikan sesuatu itulah yang ia pilih.

Mereka butuh pemahaman lebih mendalam lebih menyeluruh. Dan ini adalah pendidikan. Pendidikan politik. Pengetahuan mereka untuk bisa sampai melihat keterkaitan pemilu dengan dirinya dibutuhkan caleg yang bersedia melakukannya.

Ini akan terkendala besar bila caleg tidak punya idealisme, atau berjiwa negarawan. Ini akan terganjal besar bila caleg dalam proses penetapan calegnya pun melakukan hal yang sama, pragmatis. Ditetapkan jadi caleg tapi harus mengeluarkan dana dalam proses ia ditetapkan sebagai caleg, bukankah ini juga tindakan pragmatis. Jadi bukan salah calon pemilih bila terjadi pragmatisme, karena pragmatis dilakukan berjamaah, parahnya di awali dari hulu, pelaku politik itu sendiri, sang caleg.

Faktanya mereka ada. Pragmatis selalu saja ada dipelosok manapun dan jumlahnya lumayan banyak, kecuali mungkin di perkotaan. Apakah harus tetap melakukan money politik? Jangan.

Apakah tidak ada cara lain yang mendidik?Bukankah tugas politisi juga mendidik. Mendidik para calon pemilih untuk bisa berdemokrasi dengan baik.

Ini harus menjadi pemikiran anda. Tugas anda adalah menggeser pemikiran mereka. Dari pragmatis ke pemikiran pertimbangan. Mereka mempertimbangkan banyak hal sebelum menjatuhkan pilihan. Mempertimbangkan banyak hal tentang caleg, tentang partai, tentang dampat-dampak akibat salah pilih. Maka jadilah mereka pemilih Rasional.

Atau lakukan pendekatan. Dari hati-ke hati. Bangun hubungan pertemanan. Persahaban. Atau kedekatan interpersonal. Maka jadilah ia pemilih Psikologis.

Ada yang tidak boleh dilakukan. Apa itu?Jangan sekali-kali berkhianat. Membiarkan mereka setelah kemenangan anda. Karena ia bisa menjadi pemilih yang skeptis. Bisa juga ia menjadi apatis. Ada yang lebih baik dari dua ini, setidaknya ia masih berharap bisa menentukan pilihan, hanya saja ia memiliki banyak pertanyaan, analisa, pertimbangan. Ia adalah pemilih kritis.

Jaidi harus dada kesungguhan dari anda untuk menguliti semua konsep dan pemahaman hingga benar-benar anda mengetahui semua, dari masing-masing kategori calon pemilih.

Ada empat kategori calon pemilih. Inilah tugas besar anda untuk mengupasnya dan mendalaminya. Anda akan diuntungkan karena mengetahui akan diberi umpan seperti apa, akan melakukan pendekatan yang bagaimana, dalam pemenangan anda.

Ingat PRASO-PRASI kesayangan saya. PRAgmatis, Sosiologis, Psikologis, RASIonal. Mengenal dan mendalami ini sangat penting dan MENENTUKAN. Ini modal seorang caleg. Tanpa kenal ini pasti mereka caleg abal-abal. Caleg karbitan. Caleg cabe-cabean. Mengapa? Politisi harusnya orang yang paham bagaimana ia akan terjun di dunianya. Dengan siapa akan melakukan kontak. Siapa sasaran mereka agar suara tinggi, yakni pemilih.

Betapa lengah dan konyolnya bila ada caleg yang tidak mengenal pemilih. Tak sekedar kenal namun kenal secara mendalam. Karena pemilih,bagi seorang caleg adalah penentu menang dan kalah. Maka pada proses pemenangan anda, mendalami kelompok pemilih, harus menjadi fokus utaman. Kelompok pemilih memiliki motivasi yang berbeda maka beda pula cara mendekatinya. Beda pula cara mengambil hatinya. Beda pula cara membangkitkan emosinya.

Tidak bisa mendekati pemilih dengan cara serupa. Maka jangan salah pendekatan. Efeknya sangat fatal. Caleg bukan hanya berpotensi kalah, tapi juga bisa-bisa dinilai sebagai caleg abal-abal, kacangan, odong-odong, cabe-cabean. Dan pastikan ini bukan Anda, karena anda sudah membaca tulisan ini.

Menyewa konsultan rasanya mahal bagi anda. Maka bila ada cara yang lebih masuk akal dan jaub lebih hemat lakukanlah. Atau anda bisa menemukan cara-cara pemenangan di blog ini : menang pemilu legislatif. Banyak artikel bertebaran sudah saya tulis dengan penuh antusias yang sangat bergairah penuh semangat sesuai dengan jangakuan persepsi, opini, pemahaman, pengamatan dan analisa saya. Dan diperkuat dengan pengalaman langsung bergesekan dengan lawan, bersentuhan dengan tim dan calon pemilih, saat menjadi ketua tim sukses pemenangan pileg 2009. Menang 1 kursi. 5.400 suara.

Oh ya.....ayo dong bantu rekan2 kita se-Indonesia biar keranjingan baca, biar kita-kita mulai melek baca dan menyebarkan semanga ini ke yang lainnya. Oh ya..bila tulisan yang anda baca berasa ada manfaatnya,, janji yaa...bantu untuk di share. :):):):)

Banyak nasehat tersebar di internet bagaimana anda bisa menang pemilu. Apakah cocok dengan yang anda cari selama ini? Semoga saja. Saya harap di blog sederhana ini pun anda mungkin bisa menemukan strategi yang anda cari.

Saya sudah menulis langkah-langkah saya saat jadi ketua tim sukses caleg pada pileg 2009. Dan berhasil. Semoga cara saya yang bisa anda dapatkan menyebar di banyak halaman di blog ini bisa anda gunakan untuk pemenangan anda.

Ada ebook yang bisa anda dapatkan Gratis untuk anda bawa pulang dan dibaca dirumah sambil nyantai. Klik disini, lalu silahkan pilih sesuai dengan Judul yang anda inginkan. semoga bermanfaat.

Salam dari saya.

Sunaryo Sariudin S.Pd.
*Ketua Tim Sukses Caleg pada pileg 2009, hasil 1 kursi, suara 5.400.
*Penulis buku : Buku Menang Cemerlang Tanpa Uang Merebut Kursi Legislatif
* blog : https://menangpemilulegislatif.blogspot.co.id/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga Artikel Berikut Ini :

Bagaimana supaya Anda menang di PILEG bergantung dari anda membangun AUDIEN ANDA SENDIRI dan membangun DAYA AJAK yang kuat. Bagaimana Caranya?


Silahkan baca artikel-artikel pemenangan PILEG berikut ini :

  1. Persiapan Menyeluruh Untuk Pemenangan Anda di PILEG
  2. Inilah Penyebab Proses Pemenangan Dilakukan Serampangan
  3. Mau Nyaleg? Sempatkan Untuk Mempelajari Situasi dan Iklim Di Internal
  4. 12 Wilayah Rahasia Ini Jarang Semua Di Garap Caleg Dalam Marketing Politik
  5. Buku ini awalnya hanya untuk catatan pribadi saat jadi ketua tim sukses pileg 2009
  6. Mau Nyaleg? Sempatkan Untuk Mempelajari Situasi dan Iklim Di Internal
  7. Fenomena Partai Yang Seharusnya Jadi Cambuk Bikin Terus Perbaikan Internal Tanpa Kecuali
  8. Cari Pengurus Partai Ternyata Sulit. Bisa-bisa Kelimpungan
  9. Buku : Kunang-kunang Pemenangan Pemilu
  10. Inilah Penyebab Proses Pemenangan Dilakukan Serampangan
  11. Mendalami Pemilih Pragmatis
  12. Bagi Caleg Kendala Vital Untuk Menang Pileg Sebenarnya Hanya Satu
  13. Jangan Salah Pendekatan, Efeknya Fatal Untuk Kemenangan Sang Caleg
  14. 10 Bahaya Pragmatis Yang Mungkin Jarang Dipikirkan Serius Efeknya Sangat Berbahaya
  15. Semua Inti Tulisan Pemenangan Pileg Tentang Hal Ini, Apa Saja?
  16. Bila Nyaleg Jangan Kalah Sama Tukang Sayur Keliling
  17. Bukan Yang Terbaik Tapi.....
  18. Asyikkkk!!!!Tulisan Saya Di Muat dan Di Sebar
  19. Cara Menang Mutlak di Pileg
  20. Persiapan Menang Nyaleg Di Pileg 2019
  21. Berbekal Sejak Dini, Dengan Strategi Pemenangan Yang Ampuh
  22. Mendalami 2 Jenis Pemilih Pragmatis, Anda Jangan Terperangkap
  23. 6 Penyebab Yang Menjadikan Terpaksa Harus Pragmatis
  24. 5 Hal Ini Sepertinya Harus Ada Pada Caleg Supaya Tak Beresiko Besar
  25. Caleg Harus Siaga Diri Mengamankan Diri, Aman dari Sisi Ini

============================

Lanjutkan ke SESI 2 : Klik disini!

-------------------------------------------------