Beberapa buku, pada bagian tertentu ada pembahasan yang mengungkap bagaimana sepak terjang Obama dari bukan apa-apa melejit menjadi orang nomor satu di negara Amerika Serikat. Saya melihat dari dua sisi: Pertama, menarik dari sisi bagaimana orang dengan rela siap memilih ia dalam pemilu; Kedua, Bagaimana langkah-langkah kampanyenya diihat dari sisi kepentingan bisnis.
Saya kemudian mendapat pemaparan yang lengkap dari Kasan Mulyono, sebagai berikut.
Meski masih relatif muda, demokrasi Indonesia terus berkembang dan memberikan sebuah harapan besar akan kehidupan bernegara yang semakin demokratis, adil dan menyejahterakan.
Namun sayang kehidupan politik dan demokrasi di Indonesia masih banyak dirundung permasalahan yang berakar dari lemahnya sistem pendanaan bagi kegiatan politik. Tak heran bila dunia perpolitikan Indonesia akhir-akhir ini diwarnai dengan masalah politik uang, korupsi untuk tujuan politik dan penguasaan panggung politik oleh pihak-pihak yang memiliki banyak uang.
Agar semakin dewasa dan terhindar dari pelbagai permasalahan keuangan, ada baiknya kita belajar bagaimana penggalangan dana dilakukan di negara yang demokrasinya sudah mapan yakni Amerika Serikat dengan mengambil contoh pada kampanye Presiden Barack Obama yang berhasil pada 2012.
Pada pemilu yang digelar 6 November 2012, Barack Obama dari Partai Demokrat tidak saja menang suara secara meyakinkan namun juga menang dalam penggalangan dana. Obama memenangi pemilu dengan 332 suara elektoral dan 62,6 juta suara pemilih dibanding Mitt Romney, Partai Republik yang meraih 206 suara elektoral dan 59,1 juta suara pemilih.
Obama berhasil menggalang dana sebesar $1,2 miliar yang merupakan rekor dalam sejarah pemilihan presiden di Amerika Serikat. Sementara Romney menggalang $1,18 miliar. Hebatnya lagi, sumber dana Obama sebagian besar berasal dari sumbangan perorangan yakni sebesar $715 juta dibanding Romney $443 juta.
Artinya, lebih banyak penyumbang perorangan yang menyumbang kepada Obama ketimbang Romney.
Sementara Romney lebih banyak disumbang oleh institusi atau perusahaan seperti Goldman Sachs, Bank of America, Morgan Stanley, JPMorgan Chase & Co dan Wells Fargo yang semuanya adalah perusahaan perbankan dan jasa keuangan.
Sedikit perusahaan besar yang mendukung Obama antara lain Microsoft, Google, University of California dan Harvard University.
Cara Menggalang Dana
Ada banyak cara yang dilakukan Obama untuk menggalang dana. Yang pertama adalah even penggalangan dana.
Even ini beragam mulai dari makan malam resmi sampai jumpa penggemar yang santai di seluruh negeri. Obama melakukan 220 acara penggalangan dana di seluruh negara bagian.
Ini berarti Obama menghadiri acara penggalangan dana sekali setiap 60 jam selama masa kampanye. Ini berarti Obama memiliki mobilitas yang sangat tinggi yang mana dimungkinkan karena adanya pesawat khusus untuk kampanye.
Bahkan pada suatu Minggu, Obama menghadiri lima acara penggalangan dana yang berbeda: acara meja bundar kecil dengan tarif $40.000 per peserta, resepsi untuk pendukung muda yang membayar $51 untuk masuk, pesta ulang tahun dan penggalangan dana di kampung halamannya Chicago dengan tarif $10.000 per orang, dan dua acara pribadi lainnya.
Dari lima even dalam sehari itu Obama mendapatkan $6,5 juta. Dalam salah satu acara yang dirancang oleh aktor George Clooney di Los Angeles, Obama berhasil meraih $15 juta. Dalam acara seperti ini, setiap tamu harus membayar untuk bisa hadir dan mereka juga memberikan sumbangan lagi.
Cara yang kedua adalah dengan membuka sumbangan secara online melalui situs kampanye Obama, email, media sosial dan melalui sms. Obama setiap pekan mengeluarkan pesan-pesan melalui internet dalam bentuk email maupun video dan mendorong pendukungnya untuk menyumbang.
Ada lebih dari 3,1 juta orang yang menyumbang bagi Obama di mana sebanyak 2 juta orang menyumbang $25 atau kurang; namun sebanyak 1,4 juta orang menyumbang lebih dari sekali. Sehingga total ada 10 juta transaksi sumbangan yang diterima Obama.
Luar biasa!
Selain uang, media sosial juga digunakan untuk menggalang dukungan pemilih. Laman facebook Obama, Michelle Obama dan Joe Biden (Wapres) selama kampanye kampanye berhasil menggaet 45 juta pendukung. Sementara twitter mereka memiliki 23 juta pengikut.
Cara ketiga adalah telepon. Obama dan tim menelpon para pendukungnya untuk meminda dukungan dana dari mereka.
Obama dan isteri secara khusus menelpon pendukung-pendukung yang sangat penting.
Memang uang bukan segalanya dalam politik. Namun dengan dana yang besar, Obama berhasil melakukan kampanye secara efektif terutama di negara-negara bagian yang biasanya dikuasai oleh Partai Republik.
Dengan serangan udara iklan televisi (airwaves), radio, telepon langsung dan juga serangan darat berupa kampanye terbuka dan juga kunjungan door to door oleh para relawan, Obama berhasil mengubah negara-negara bagian yang dulunya Merah (dikuasai Partai Republik), menjadi Biru (Partai Demokrat).
Total pengeluaran Obama untuk iklan televisi dan radio adalah $420 juta dibanding Romney yang hanya $270 juta. Sedangkan untuk iklan online Obama $118 juta dan Romney $100 juta.
Namun Romney membelanjakan uang lebih banyak untuk telemarketing $74,5 juta dibanding Obama $35,2 juta. Secara keseluruhan pengeluaran Obama $1,1 miliar sementara Romney $928 juta.
Terlihat bahwa Obama sangat menguasai perang udara dalam iklan televisi dan radio. Ini sangat menentukan bagi kemenangan Obama.
Tantangan di Indonesia
Memang kita tidak sepenuhnya bisa menerapkan apa yang dilakukan Obama dalam lanskap perpolitikan Indonesia yang masih relatif muda dan sedang mencari bentuk.
Pertama, di Indonesia masyarakat masih belum cukup kaya dan cenderung pasif dalam berpolitik. Masih jarang pemilih Indonesia yang mau mengeluarkan tenaga dan dana untuk mendukung politisi pilihannya. Bahkan sebaliknya, para pemilih mengharapkan mendapatkan dana dari politisi. Kalau tidak ada uang atau minimal pembagian baju kaos, banyak orang yang tidak memilih. Jadi jangankan diminta untuk menyumbang dan berjuang untuk politisi dan partai politik, pemilih di Indonesia kebanyakan malahan minta dibayar untuk memilih.
Kedua, tidak adanya platform politik atau agenda politik yang saling bertentangan secara tegas di antara partai politik yang ada sebagaimana halnya perbedaan ideologi antara Partai Demokrat yang liberal dan Partai Republik yang konservatif di Amerika Serikat. Nihilnya hal ini membuat orang menganggap semua partai politik adalah sama dan yang membedakan hanyalah tokohnya dengan kepribadian dan pemikirannya.
Ketiga, belum adanya politisi yang cukup menawan yang bisa menjadi magnet bagi para penggemarnya dan menjadi panutan bagi para pengikutnya sebagaimana Barack Obama yang bergitu inspiratif dan menggugah sehingga banyak orang sudi menjadi relawan tanpa dibayar dan menjadi penyumbang bagi kampanyenya.
Keempat, belum jelasnya dan belum transparannya ketentuan penggalangan dana, penggunaan dan pelaporannya sehingga bagi masyarakat yang berkeinginan menyumbang masih ragu-ragu untuk melakukannya.
Meskipun begitu, kita perlu menyakini bahwa ke depan demokrasi kita semakin maju dan dewasa dan partisipasi masyarakat semakin aktif dan meningkat dengan turut menyumbang bagi kegiatan politik sehingga dunia politik kita bisa terhindar dari korupsi, politik uang dan juga penguasaan politik oleh para pemilik modal yang tujuannya belum tentu untuk memakmurkan negeri.
Praktisi Humas. Karyawan PTNNT. Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan sama sekali tidak mewakili pandangan PTNNT. (Ditulis : Kasan Mulyono, kompasiana.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Baca Juga Artikel Berikut Ini :
Bagaimana supaya Anda menang di PILEG bergantung dari anda membangun AUDIEN ANDA SENDIRI dan membangun DAYA AJAK yang kuat. Bagaimana Caranya?
Silahkan baca artikel-artikel pemenangan PILEG berikut ini :
- Persiapan Menyeluruh Untuk Pemenangan Anda di PILEG
- Inilah Penyebab Proses Pemenangan Dilakukan Serampangan
- Mau Nyaleg? Sempatkan Untuk Mempelajari Situasi dan Iklim Di Internal
- 12 Wilayah Rahasia Ini Jarang Semua Di Garap Caleg Dalam Marketing Politik
- Buku ini awalnya hanya untuk catatan pribadi saat jadi ketua tim sukses pileg 2009
- Mau Nyaleg? Sempatkan Untuk Mempelajari Situasi dan Iklim Di Internal
- Fenomena Partai Yang Seharusnya Jadi Cambuk Bikin Terus Perbaikan Internal Tanpa Kecuali
- Cari Pengurus Partai Ternyata Sulit. Bisa-bisa Kelimpungan
- Buku : Kunang-kunang Pemenangan Pemilu
- Inilah Penyebab Proses Pemenangan Dilakukan Serampangan
- Mendalami Pemilih Pragmatis
- Bagi Caleg Kendala Vital Untuk Menang Pileg Sebenarnya Hanya Satu
- Jangan Salah Pendekatan, Efeknya Fatal Untuk Kemenangan Sang Caleg
- 10 Bahaya Pragmatis Yang Mungkin Jarang Dipikirkan Serius Efeknya Sangat Berbahaya
- Semua Inti Tulisan Pemenangan Pileg Tentang Hal Ini, Apa Saja?
- Bila Nyaleg Jangan Kalah Sama Tukang Sayur Keliling
- Bukan Yang Terbaik Tapi.....
- Asyikkkk!!!!Tulisan Saya Di Muat dan Di Sebar
- Cara Menang Mutlak di Pileg
- Persiapan Menang Nyaleg Di Pileg 2019
- Berbekal Sejak Dini, Dengan Strategi Pemenangan Yang Ampuh
- Mendalami 2 Jenis Pemilih Pragmatis, Anda Jangan Terperangkap
- 6 Penyebab Yang Menjadikan Terpaksa Harus Pragmatis
- 5 Hal Ini Sepertinya Harus Ada Pada Caleg Supaya Tak Beresiko Besar
- Caleg Harus Siaga Diri Mengamankan Diri, Aman dari Sisi Ini
============================
Lanjutkan ke SESI 2 : Klik disini!
-------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar