Dari tempat berdiri saya menandang dari luar pagar mengenai wilayah internal partai, saya tidak tahu persis organ dan dinamika didalamnya. Tetapi saya melihat satu hal bahwa partai dan caleg saling terkait.
Lantas bagaimana posisi anda dimata partai? Ternyata caleg memiliki posisi yang sangat penting dan menentukan bagi sebuah partai. Bisa jadi merupakan ujung tombak. Jadi ketika anda adalah caleg maka tumpuan dan harapan partai ada dipundak anda.
Jelang pemilu 2014, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Pramono Anung, sebagaimana dikutif dari news.viva.co.id, post : 20 Februari 2013, memaparkan empat kunci pemenangan pemilihan umum. Bila sebuah partai mempunyai caleg yang merepresentasikan empat unsur itu, maka bakal memenangi pemilu 2014. Ini tentu tidak hanya berlaku untuk pemilu 2014 saja, melainkan pemilu-pemilu mendatang.
Ada empat kunci rahasia meraih kemenangan. Ini perlu diperhatikan dan dipenuhi bila mengharapkan untuk menang pemilu.
Empat unsur itu dinilainya paling penting diperhatikan partai. Sebab, pemilih bukan sangat tergantung pada partai, tapi bagaimana partai mengajukan caleg.
Berikut empat unsur tersebut :
- Public figure;
- Aktivis partai atau kemasyarakatan;
- TNI, Polri atau birokrasi;
- Pengusaha
Partai politik, menurut Pramono, harus merekrut empat unsur ini sebagai caleg bila ingin menang. "Kalau mau memenangi pemilu, empat unsur itu jadi tumpuan utama partai," kata politikus yang baru saja meraih gelar doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Padjadjaran, Bandung, ini.
Empat unsur itu dinilainya paling penting diperhatikan partai. Sebab, pemilih bukan sangat tergantung pada partai, tapi bagaimana partai mengajukan caleg.
Maka wajar bila ada caleg yang ditempatkan dengan nomor urut buncit atau ditempatkan didaerah pemilihan yang tidak sesuai dengan keinginan sang caleg.
Teman saya yang berdomisili di dapil satu, yang dicalonkan salah satu partai baru, saya pikir pada pileg 2009, akan ditempatkan didapil dimana ia berdomisili yakni dapil satu. Tetapi ternyata ia terdaftar sebagai caleg didapil enam. Keluhan pernah terlontar. Khusunya terkait jaringan yang harus dibangun terlalu berat, diperparah dengan gelapnya pengenalan terhadap wilayah-wilayah yang menjadi medan tempur untuk kampanye.
Memang saat itu saya memprediksi ia tidak akan menang. Banyak hal yang menjadikan pertimbangan saat itu sehingga saya bisa mengestimasinya. Ini sebenarnya hanya prediksi iseng, saya pernah menguatarakan analisa saya kepada beberapa orang, lebih dari 10 orang. Ternyata sungguh-sungguh kejadian, ia kalah di pemilu tersebut.
Analisa saya sederhana, mencakup beberapa hal :
- Pertama, ia pendatang baru, atau saya menyebutnya caleg tiba-tiba, sehingga popularitas atau kepiguran belum dapat menjamin ia dikenal publik setidaknya di dapil tempat ia di calonkan.
- Kedua, tidak ada tim sukses yang dikelola secara matang. Manajemen tim sukses tidak terlihat serius ditangani. Kemungkinan hanya strutur partai yang mungkin mengkampanyekannya. Ini pun tidak menjamin struktur akan memihak kepada dirinya.
- Karena dicalonkan di dapil lain maka dampaknya ia gelap terhadap medan tempur. Pengetahuan lapang tentu sangat terbatas. Zona-zona mana yang harus diprioritaskan nyaris tidak tertangkap radar secara lengkap dan detail. Hal ini menyulitkan dia untuk membuat pemetaan. Yang terjadi adalah asal bidik.
Oh ya...jangan minta diprediksi oleh saya yaa..karena saya bukan paranormal...heeee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar