Sabtu, 22 Juni 2013

Angkat Kursi Di Kericuhan Sidang Paripurna

Dunia politik Indonesia kembali diguncang tindakan-tindakan memalukan yang seharusnya tidak dilakukan oleh mereka yang disebut wakil rakyat. Memang, perbuatan-perbuatan emosional yang seringkali dilakukan oleh anggota dewan bukanlah lagi sebuah hal langka dalam politik di Indonesia, bahkan di dunia. Namun, nampaknya di tengah masyarakat yang masih tidak sejahtera dan mengharapkan tindakan nyata dari para wakil rakyatnya, mereka seharusnya tidak pantas melakukan hal tersebut.

Kejadian tersebut berlangsung saat sedang dilaksanakan Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pekanbaru yang membahas Perda Multiyears. Kejadian tersebut melibatkan Yose dan Kamaruzaman yang merupakan anggota dari fraksi Partai Golkar dan Partai Demokrat. Parahnya lagi, kejadian tersebut juga dilengkapi dengan aksi angkat kursi, hanya untungnya kursi tersebut tidak terjadi dilemparkan.

Kemarahan dan keterlambatan

Aristoteles, dalam karyanya The Nicomachean Ethics, menekankan bahwa dalam memilih tindakan yang baik, seseorang harus bisa berada di tengah-tengahnya, dalam artian bahwa tindakan tersebut tidak berlebihan dan juga tidak dikurangi. Aristoteles sendiri mengatakan bahwa kemarahan yang beralasan seseorang itu masih lebih baik daripada mencari kesenangan yang dianggap memalukan.

Dalam kejadian kekisruhan di rapat tersebut, ada beberapa hal yang bisa diperhatikan. Pertama adalah kemarahan dari salah seorang anggota dewan. Dalam berita yang disebutkan oleh, politikindonesia.com, anggota dewan yang diserang saat itu, yakni Kamaruzaman, mengaku tidak tahu-menahu alasan Yose menyerangnya dengan kursi seperti itu. Kamaruzaman juga menekankan bahwa ia sama sekali tidak memiliki konflik pribadi dengan Yose.

Dari pengakuan Kamaruzaman dapat terlihat bahwa sebenarnya kemarahan dari Yose ini sama sekali tidak beralasan. Padahal, yang ditolerir oleh Aristoteles sendiri adalah kemarahan yang beralasan karena memang ada alasan yang jelas mengapa ia berbuat demikian. Dalam hal ini, kemarahan Yose adalah sebuah tindakan yang tidak tepat. Apalagi, ia sendiri belum menjelaskan dengan pasti alasan dari kemarahannya tersebut.

Kedua, masih dari sumber berita yang sama, disebutkan bahwa Yose masuk ke ruang sidang saat rapat sudah berlangsung. Hal ini meunjukkan bahwa ia sendiri tidak bisa tepat waktu dalam menghadiri rapat; menunjukkan ketidakdisplinan diri sendiri sebagai wakil rakyat. Parahnya lagi, setelah masuk, kekisruhan tersebut langsung terjadi.

Apakah tepat salah seorang anggota dewan yang sudah terlambat datang dalam suatu sidang paripurna lalu melanjutkan tindakan buruknya dengan membuat keributan? Dalam sudut pandang penulis adalah sebuah hal yang tidak layak bagi mereka yang dipilih oleh rakyat untuk membela kepentingan rakyat, setelah menunjukkan tindakan ketidakdisiplinan lalu melanjutkan dengan membuat keributan. Ia sudah menghasilkan citra negatif untuk dirinya sendiri.

Fenomena anggota wakil rakyat yang terus-menerus kisruh menunjukkan bahwa mereka memang belum bisa menyikapi segala hal dengan kepala dingin. Marah memang merupakan sifat alami yang dimiliki oleh manusia, namun ketika marah itu tidak beralasan dan sudah nampak berlebihan, maka itu tidak lagi alami; seperti yang dikatakan oleh Aristoteles bahwa sesuatu yang berlebihan itu juga tidak baik.

Tidak ada solusi yang tepat untuk menjawab permasalahan sikap anggota dewan yang seringkali mencoreng nama lembaga legislatif Indonesia. Perbaikan moral yang paling tepat hanya bisa dilaksanakan melalui diri mereka sendiri untuk mulai belajar menahan emosi dan menyelesaikan segala sesuatu dengan kepala dingin.

Untuk permasalahan ketidakdisplinan, rasanya paling tepat untuk menerapkan peraturan yang sangat ketat di lembaga legislatif sendiri. Mereka membahas peraturan namun seringkali yang terjadi mereka juga melanggar peraturan untuk mereka sendiri, bahkan dari hal-hal kecil seperti ketidakhadiran dalam rapat dan keterlambatan saat datang rapat. Bagaimana mungkin mengharapkan rakyat menjadi displin sedangkan mereka sendiri tidak berlaku disiplin?

Berulang kali kita mendengar lembaga legislatif kita tidak cenderung dewasa dan melakukan tindakan yang tidak displin. Hingga kapan kita akan menyaksikan fenomena ini? Semoga bisa terjadi perubahan sebab biar bagaimanapun mereka masih mempunyai utang besar untuk menyejahterakan rakyat Indonesia.

(Sumber :politik.kompasiana.com,5 Juni 2010,Judul : Lagi-Lagi Kejadian Memalukan Lembaga Legislatif, Penulis : Nicholaus Prasetya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga Artikel Berikut Ini :

Bagaimana supaya Anda menang di PILEG bergantung dari anda membangun AUDIEN ANDA SENDIRI dan membangun DAYA AJAK yang kuat. Bagaimana Caranya?


Silahkan baca artikel-artikel pemenangan PILEG berikut ini :

  1. Persiapan Menyeluruh Untuk Pemenangan Anda di PILEG
  2. Inilah Penyebab Proses Pemenangan Dilakukan Serampangan
  3. Mau Nyaleg? Sempatkan Untuk Mempelajari Situasi dan Iklim Di Internal
  4. 12 Wilayah Rahasia Ini Jarang Semua Di Garap Caleg Dalam Marketing Politik
  5. Buku ini awalnya hanya untuk catatan pribadi saat jadi ketua tim sukses pileg 2009
  6. Mau Nyaleg? Sempatkan Untuk Mempelajari Situasi dan Iklim Di Internal
  7. Fenomena Partai Yang Seharusnya Jadi Cambuk Bikin Terus Perbaikan Internal Tanpa Kecuali
  8. Cari Pengurus Partai Ternyata Sulit. Bisa-bisa Kelimpungan
  9. Buku : Kunang-kunang Pemenangan Pemilu
  10. Inilah Penyebab Proses Pemenangan Dilakukan Serampangan
  11. Mendalami Pemilih Pragmatis
  12. Bagi Caleg Kendala Vital Untuk Menang Pileg Sebenarnya Hanya Satu
  13. Jangan Salah Pendekatan, Efeknya Fatal Untuk Kemenangan Sang Caleg
  14. 10 Bahaya Pragmatis Yang Mungkin Jarang Dipikirkan Serius Efeknya Sangat Berbahaya
  15. Semua Inti Tulisan Pemenangan Pileg Tentang Hal Ini, Apa Saja?
  16. Bila Nyaleg Jangan Kalah Sama Tukang Sayur Keliling
  17. Bukan Yang Terbaik Tapi.....
  18. Asyikkkk!!!!Tulisan Saya Di Muat dan Di Sebar
  19. Cara Menang Mutlak di Pileg
  20. Persiapan Menang Nyaleg Di Pileg 2019
  21. Berbekal Sejak Dini, Dengan Strategi Pemenangan Yang Ampuh
  22. Mendalami 2 Jenis Pemilih Pragmatis, Anda Jangan Terperangkap
  23. 6 Penyebab Yang Menjadikan Terpaksa Harus Pragmatis
  24. 5 Hal Ini Sepertinya Harus Ada Pada Caleg Supaya Tak Beresiko Besar
  25. Caleg Harus Siaga Diri Mengamankan Diri, Aman dari Sisi Ini

============================

Lanjutkan ke SESI 2 : Klik disini!

-------------------------------------------------