Akibat kinerja partai politik (parpol) yang dinilai tidak maksimal
memperjuangkan kepentingan rakyat, golongan putih (golput) diperkirakan
akan menang di Pemilu 2014.
Pengamat politik dari Universitas
Parahyangan, Asep Warlan Yusup mengatakan, kinerja parpol yang tidak
maksimal dilihat dari daftar calon legislatif sementara (DCS) yang
diramaikan artis dan muka lama.
"Angka golput akan luar biasa, jika parpol tidak sungguh-sungguh bekerja
untuk rakyat. Golput bisa dipastikan menang jika kinerja parpol kita
seperti ini, karena rakyat banyak yang kecewa," kata Asep, kepada
wartawan, Jakarta, hari ini.
Dia menjelaskan, proses pengkaderan
yang seharusnya dilakukan parpol tidak berjalan sebagaimana yang
diamanatkan undang-undang. "Program-program parpol tidak berjalan
sebagaimana mestinya, sehingga demokrasi kita akan gagal," tegasnya.
"Coba
cermati telusuri, apakah mereka koruptor, pengguna narkoba. Coba lihat
program-programnya jelas atau tidak. Lalu coba lihat bagaimana visi misi
mereka dalam meraih suara," ujar Asep.
Pengamat politik dari
Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago, memprediksi, jumlah warga
negara yang nantinya tidak akan menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu
2014 akan naik. Indikasi tersebut terlihat dari masih tingginya angka
pemilih golput dalam pelaksanaan sejumlah pemilihan kepala daerah
(pilkada) beberapa waktu lalu.
"Bisa antara 35 hingga 40 persen jumlah pemilih yang golput," kata Andrinof saat dihubungi wartawan, belum lama ini.
Dalam
pelaksanaan Pemilu Presiden 2009, jumlah warga yang tidak menggunakan
hak pilihnya alias golput sebesar 49.677.776 atau 29, 0059 persen.
Jumlah tersebut secara resmi juga dimaktubkan dalam surat penetapan KPU
mengenai perolehan suara nasional pemilu legislatif. Total pemilih yang
menggunakan hak suaranya 121.588.366 dari total daftar pemilih tetap
(DPT) 171.265.442.
Jumlah angka golput yang mendekati angka 30
persen itu tergolong besar, meskipun masih lebih kecil dari hasil survei
yang memprediksi angka golput bisa mencapai 40 persen. Sementara itu,
total suara sah 104.099.785, dan suara tidak sah 17.488.581.
Kasus
tingginya angka golput itu, kata Andrinof, dapat dipastikan akan
berulang saat pemilu mendatang. Tidak hanya pada saat pemilu legislatif
saja, melainkan tinggi angka golput juga akan terjadi pada saat pemilu
presiden. Hal itu disebabkan, kata Andrinof, karena banyaknya sejumlah
kasus yang saat ini tengah membelit partai.
Selain itu, minimnya
figur potensial yang dimiliki partai politik juga dapat menjadi faktor
minimnya partisipasi warga pada saat pemilu mendatang. "Kalau
legislatif, karena citra partai masih turun. Kalau presiden, karena
figurnya yang sedikit," katanya.
Indikasi lain, kata Andrinof,
yang menjadi gambaran tingginya angka golput sebenarnya telah terjadi
pada saat pilkada beberapa waktu lalu. Sebagai contoh, dalam pelaksanaan
Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, jumlah pemilih
yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) sebesar 32,5 juta jiwa.
Sementara,
jumlah suara sah mencapai 20.115.423 dan suara tidak sah mencapai
598.356 sehingga total jumlah suara sah dan tidak sah adalah 20.713.779.
Artinya, hanya total partisipasi warga dalam pilkada tersebut hanya 63
persen saja. Kasus serupa juga terjadi pada saat Pemilihan Umum Gubernur
dan Wakil Gubernur Sumatera Utara periode 2013-2018. Jumlah warga yang
berpartisipasi dalam pilkada tersebut juga tidak mencapai angka 60
persen.
"Oleh karena itu, partai politik harus memperbaiki citranya sebelum pelaksanaan pemilu mendatang," kata Andrinof.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Baca Juga Artikel Berikut Ini :
Bagaimana supaya Anda menang di PILEG bergantung dari anda membangun AUDIEN ANDA SENDIRI dan membangun DAYA AJAK yang kuat. Bagaimana Caranya?
Silahkan baca artikel-artikel pemenangan PILEG berikut ini :
- Persiapan Menyeluruh Untuk Pemenangan Anda di PILEG
- Inilah Penyebab Proses Pemenangan Dilakukan Serampangan
- Mau Nyaleg? Sempatkan Untuk Mempelajari Situasi dan Iklim Di Internal
- 12 Wilayah Rahasia Ini Jarang Semua Di Garap Caleg Dalam Marketing Politik
- Buku ini awalnya hanya untuk catatan pribadi saat jadi ketua tim sukses pileg 2009
- Mau Nyaleg? Sempatkan Untuk Mempelajari Situasi dan Iklim Di Internal
- Fenomena Partai Yang Seharusnya Jadi Cambuk Bikin Terus Perbaikan Internal Tanpa Kecuali
- Cari Pengurus Partai Ternyata Sulit. Bisa-bisa Kelimpungan
- Buku : Kunang-kunang Pemenangan Pemilu
- Inilah Penyebab Proses Pemenangan Dilakukan Serampangan
- Mendalami Pemilih Pragmatis
- Bagi Caleg Kendala Vital Untuk Menang Pileg Sebenarnya Hanya Satu
- Jangan Salah Pendekatan, Efeknya Fatal Untuk Kemenangan Sang Caleg
- 10 Bahaya Pragmatis Yang Mungkin Jarang Dipikirkan Serius Efeknya Sangat Berbahaya
- Semua Inti Tulisan Pemenangan Pileg Tentang Hal Ini, Apa Saja?
- Bila Nyaleg Jangan Kalah Sama Tukang Sayur Keliling
- Bukan Yang Terbaik Tapi.....
- Asyikkkk!!!!Tulisan Saya Di Muat dan Di Sebar
- Cara Menang Mutlak di Pileg
- Persiapan Menang Nyaleg Di Pileg 2019
- Berbekal Sejak Dini, Dengan Strategi Pemenangan Yang Ampuh
- Mendalami 2 Jenis Pemilih Pragmatis, Anda Jangan Terperangkap
- 6 Penyebab Yang Menjadikan Terpaksa Harus Pragmatis
- 5 Hal Ini Sepertinya Harus Ada Pada Caleg Supaya Tak Beresiko Besar
- Caleg Harus Siaga Diri Mengamankan Diri, Aman dari Sisi Ini
============================
Lanjutkan ke SESI 2 : Klik disini!
-------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar