Jumat, 03 Mei 2013

Ancaman Golput Menghantui Pemilu

Akibat kinerja partai politik (parpol) yang dinilai tidak maksimal memperjuangkan kepentingan rakyat, golongan putih (golput) diperkirakan akan menang di Pemilu 2014.

Pengamat politik dari Universitas Parahyangan, Asep Warlan Yusup mengatakan, kinerja parpol yang tidak maksimal dilihat dari daftar calon legislatif sementara (DCS) yang diramaikan artis dan muka lama.

"Angka golput akan luar biasa, jika parpol tidak sungguh-sungguh bekerja untuk rakyat. Golput bisa dipastikan menang jika kinerja parpol kita seperti ini, karena rakyat banyak yang kecewa," kata Asep, kepada wartawan, Jakarta, hari ini.

Dia menjelaskan, proses pengkaderan yang seharusnya dilakukan parpol tidak berjalan sebagaimana yang diamanatkan undang-undang. "Program-program parpol tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga demokrasi kita akan gagal," tegasnya.

"Coba cermati telusuri, apakah mereka koruptor, pengguna narkoba. Coba lihat program-programnya jelas atau tidak. Lalu coba lihat bagaimana visi misi mereka dalam meraih suara," ujar Asep.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago, memprediksi, jumlah warga negara yang nantinya tidak akan menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2014 akan naik. Indikasi tersebut terlihat dari masih tingginya angka pemilih golput dalam pelaksanaan sejumlah pemilihan kepala daerah (pilkada) beberapa waktu lalu.

"Bisa antara 35 hingga 40 persen jumlah pemilih yang golput," kata Andrinof saat dihubungi wartawan, belum lama ini.

Dalam pelaksanaan Pemilu Presiden 2009, jumlah warga yang tidak menggunakan hak pilihnya alias golput sebesar 49.677.776 atau 29, 0059 persen. Jumlah tersebut secara resmi juga dimaktubkan dalam surat penetapan KPU mengenai perolehan suara nasional pemilu legislatif. Total pemilih yang menggunakan hak suaranya 121.588.366 dari total daftar pemilih tetap (DPT) 171.265.442.

Jumlah angka golput yang mendekati angka 30 persen itu tergolong besar, meskipun masih lebih kecil dari hasil survei yang memprediksi angka golput bisa mencapai 40 persen. Sementara itu, total suara sah 104.099.785, dan suara tidak sah 17.488.581.

Kasus tingginya angka golput itu, kata Andrinof, dapat dipastikan akan berulang saat pemilu mendatang. Tidak hanya pada saat pemilu legislatif saja, melainkan tinggi angka golput juga akan terjadi pada saat pemilu presiden. Hal itu disebabkan, kata Andrinof, karena banyaknya sejumlah kasus yang saat ini tengah membelit partai.

Selain itu, minimnya figur potensial yang dimiliki partai politik juga dapat menjadi faktor minimnya partisipasi warga pada saat pemilu mendatang. "Kalau legislatif, karena citra partai masih turun. Kalau presiden, karena figurnya yang sedikit," katanya.

Indikasi lain, kata Andrinof, yang menjadi gambaran tingginya angka golput sebenarnya telah terjadi pada saat pilkada beberapa waktu lalu. Sebagai contoh, dalam pelaksanaan Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, jumlah pemilih yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) sebesar 32,5 juta jiwa.

Sementara, jumlah suara sah mencapai 20.115.423 dan suara tidak sah mencapai 598.356 sehingga total jumlah suara sah dan tidak sah adalah 20.713.779. Artinya, hanya total partisipasi warga dalam pilkada tersebut hanya 63 persen saja. Kasus serupa juga terjadi pada saat Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara periode 2013-2018. Jumlah warga yang berpartisipasi dalam pilkada tersebut juga tidak mencapai angka 60 persen.

"Oleh karena itu, partai politik harus memperbaiki citranya sebelum pelaksanaan pemilu mendatang," kata Andrinof.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga Artikel Berikut Ini :

Bagaimana supaya Anda menang di PILEG bergantung dari anda membangun AUDIEN ANDA SENDIRI dan membangun DAYA AJAK yang kuat. Bagaimana Caranya?


Silahkan baca artikel-artikel pemenangan PILEG berikut ini :

  1. Persiapan Menyeluruh Untuk Pemenangan Anda di PILEG
  2. Inilah Penyebab Proses Pemenangan Dilakukan Serampangan
  3. Mau Nyaleg? Sempatkan Untuk Mempelajari Situasi dan Iklim Di Internal
  4. 12 Wilayah Rahasia Ini Jarang Semua Di Garap Caleg Dalam Marketing Politik
  5. Buku ini awalnya hanya untuk catatan pribadi saat jadi ketua tim sukses pileg 2009
  6. Mau Nyaleg? Sempatkan Untuk Mempelajari Situasi dan Iklim Di Internal
  7. Fenomena Partai Yang Seharusnya Jadi Cambuk Bikin Terus Perbaikan Internal Tanpa Kecuali
  8. Cari Pengurus Partai Ternyata Sulit. Bisa-bisa Kelimpungan
  9. Buku : Kunang-kunang Pemenangan Pemilu
  10. Inilah Penyebab Proses Pemenangan Dilakukan Serampangan
  11. Mendalami Pemilih Pragmatis
  12. Bagi Caleg Kendala Vital Untuk Menang Pileg Sebenarnya Hanya Satu
  13. Jangan Salah Pendekatan, Efeknya Fatal Untuk Kemenangan Sang Caleg
  14. 10 Bahaya Pragmatis Yang Mungkin Jarang Dipikirkan Serius Efeknya Sangat Berbahaya
  15. Semua Inti Tulisan Pemenangan Pileg Tentang Hal Ini, Apa Saja?
  16. Bila Nyaleg Jangan Kalah Sama Tukang Sayur Keliling
  17. Bukan Yang Terbaik Tapi.....
  18. Asyikkkk!!!!Tulisan Saya Di Muat dan Di Sebar
  19. Cara Menang Mutlak di Pileg
  20. Persiapan Menang Nyaleg Di Pileg 2019
  21. Berbekal Sejak Dini, Dengan Strategi Pemenangan Yang Ampuh
  22. Mendalami 2 Jenis Pemilih Pragmatis, Anda Jangan Terperangkap
  23. 6 Penyebab Yang Menjadikan Terpaksa Harus Pragmatis
  24. 5 Hal Ini Sepertinya Harus Ada Pada Caleg Supaya Tak Beresiko Besar
  25. Caleg Harus Siaga Diri Mengamankan Diri, Aman dari Sisi Ini

============================

Lanjutkan ke SESI 2 : Klik disini!

-------------------------------------------------