Rabu, 09 Maret 2011

Inilah Anggota Legislatif anda 5 tahun ke depan

Dengan ditetapkannya keputusan tentang anggota legislatif berdasarkan jumlah suara terbanyak oleh MK, dua suara di tengah masyarakat, baik mereka yang optimistis, maupun yang pesimistis, sering saya dengar. Para pejuang langkah afirmatif bagi caleg perempuan banyak yang mengeluh karena khawatir akan efeknya, yaitu representasi perempuan yang kemungkinan besar menurun. Diantaranya, disebabkan perempuan kalah 'start'. Sementara itu, di antara para caleg saya mendengar keluh kesah mereka karena harus (dipaksa/terpaksa) bersaing dengan 'teman' sendiri. Bahkan ada beberapa pemberitaan 'character assassination' antar caleg separtai.

Mereka yang optimistik, terutama adalah para caleg yang tadinya masuk 'nomor sepatu'. Menyusul keputusan tersebut, sekarang terbuka 'kesempatan baru'. Para pengritik 'oligarki' di partai politik pun juga sangat optimistis, bahwa keputusan MK bakal memutus rantai oligarki itu.

Saya sendiri berdiri di antara keduanya. Dengan adanya keputusan MK, di satu sisi memang ada kemungkinan baik bagi saya, bisa terpilih. Padahal tadinya, sebelum ada keputusan ini, dengan hitungan teori kemungkinan, nomer urut saya yang nomor tiga itu, kecil peluangnya untuk bisa terpilih. Tetapi sekarang, barangkali, kalau Tuhan menghendaki, saya akan bisa mewakili konstituen.

Namun di sisi lain, proses 'liberalisasi sistem pemilihan' (seperti disebutkan Kompas) juga membersitkan beberapa kekhawatiran. Seperti yang lain, saya cukup khawatir bahwa representasi perempuan di DPR untuk 5 tahun ke depan kemungkinan semakin surut. Hal ini berangkat dari pengalaman 'liberalisasi' politik paska Soeharto. Terjadi penurunan tajam dari jumlah perempuan anggota DPR hasil Pemilu 1999 bila dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. 'Liberalisasi' yang kedua ini, ada kemungkinan akan membawa dampak yang sama.

Kekhawatiran menurunnya jumlah anggota DPR perempuan, bukan sekedar karena saya perempuan, namun karena dampaknya yang cukup fatal bagi kehidupan berbangsa kita. Dari banyak pengalaman, baik di Indonesia mau pun di luar Indonesia, tanpa adanya anggota DPR perempuan yang memadai, produk undang-undang yang dihasilkan cenderung bias dan kurang memperhatikan kepentingan perempuan.

Kekhawatiran saya kedua menyangkut kinerja DPR untuk 5 tahun ke depan. Tulisan di Kompas di bawah ini mengulas cukup banyak kemungkinan-kemungkinan itu. Beberapa kata kuncinya adalah 'semakin lokal', 'kurang pengalaman', dan 'dagang sapi'. Sejauh mana kebenarannya akan kita buktikan dalam 5 tahun ke depan.

Kekhawatiran saya yang lain adalah justru semakin kuatnya 'oligarki' di dalam sebuah partai politik sebagai ekses keputusan MK itu. Memang, pemain-pemainnya dalam setiap partai politik bisa jadi 'baru', karena lolos melewati proses 'liberalisasi' tadi. Namun, untuk pemilu berikutnya, mereka ini lah yang akan mengunci rapat 'partai politik'-nya masing-masing. Cara yang paling sederhana adalah dengan membatasi daftar caleg yang diusulkan, terutama di partai-partai besar atau menengah. Partai-partai ini 'sudah bisa menghitung' berapa sih sebenarnya caleg yang bakal terpilih. Kalau di sebuah dapil, sebuah partai paling-paling hanya mendapat 2 kursi, ya cukup dipasang 2 calon saja atau kalau dilebihkan cukup 3 calon.

Padahal saat ini, banyak partai yang sengaja memasang banyak calon karena ingin menarik massa (misalnya lewat vote getter yang diletakkan di nomer urut besar). Dengan membuka peluang banyak caleg ini, setidaknya memberikan kesempatan adanya 'caleg baru' untuk magang, mempersiapkan diri. "Nggak apa-apa saat ini nggak kepilih, yang penting sudah pernah nyaleg dan pengalaman kampanye. Siapa tahu besok-besok akan naik ranking," begitu kira-kira. Namun apakah hal yang sama akan terjadi di pemilu berikut? Kalau setiap calon harus senantiasa ketar-ketir dan juga 'terpaksa'/'dipaksa' keluar uang banyak hanya karena harus bersaing dengan teman sendiri, ya dibatasi saja kalau begitu pesaingnya.

Barangkali kekhawatiran-kekhawatiran ini berlebihan. Akan tetapi, ada baiknya untuk menyiapkan diri pada kemungkinan-kemungkinan terburuk. Setidaknya, dengan demikian langkah-langkah antisipatif sejak sekarang bisa dipersiapkan terutama bila prediksi-prediksi itu mendekati kenyataan. (safiramachrusah.blogspot.com)

Baca juga ini :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga Artikel Berikut Ini :

Bagaimana supaya Anda menang di PILEG bergantung dari anda membangun AUDIEN ANDA SENDIRI dan membangun DAYA AJAK yang kuat. Bagaimana Caranya?


Silahkan baca artikel-artikel pemenangan PILEG berikut ini :

  1. Persiapan Menyeluruh Untuk Pemenangan Anda di PILEG
  2. Inilah Penyebab Proses Pemenangan Dilakukan Serampangan
  3. Mau Nyaleg? Sempatkan Untuk Mempelajari Situasi dan Iklim Di Internal
  4. 12 Wilayah Rahasia Ini Jarang Semua Di Garap Caleg Dalam Marketing Politik
  5. Buku ini awalnya hanya untuk catatan pribadi saat jadi ketua tim sukses pileg 2009
  6. Mau Nyaleg? Sempatkan Untuk Mempelajari Situasi dan Iklim Di Internal
  7. Fenomena Partai Yang Seharusnya Jadi Cambuk Bikin Terus Perbaikan Internal Tanpa Kecuali
  8. Cari Pengurus Partai Ternyata Sulit. Bisa-bisa Kelimpungan
  9. Buku : Kunang-kunang Pemenangan Pemilu
  10. Inilah Penyebab Proses Pemenangan Dilakukan Serampangan
  11. Mendalami Pemilih Pragmatis
  12. Bagi Caleg Kendala Vital Untuk Menang Pileg Sebenarnya Hanya Satu
  13. Jangan Salah Pendekatan, Efeknya Fatal Untuk Kemenangan Sang Caleg
  14. 10 Bahaya Pragmatis Yang Mungkin Jarang Dipikirkan Serius Efeknya Sangat Berbahaya
  15. Semua Inti Tulisan Pemenangan Pileg Tentang Hal Ini, Apa Saja?
  16. Bila Nyaleg Jangan Kalah Sama Tukang Sayur Keliling
  17. Bukan Yang Terbaik Tapi.....
  18. Asyikkkk!!!!Tulisan Saya Di Muat dan Di Sebar
  19. Cara Menang Mutlak di Pileg
  20. Persiapan Menang Nyaleg Di Pileg 2019
  21. Berbekal Sejak Dini, Dengan Strategi Pemenangan Yang Ampuh
  22. Mendalami 2 Jenis Pemilih Pragmatis, Anda Jangan Terperangkap
  23. 6 Penyebab Yang Menjadikan Terpaksa Harus Pragmatis
  24. 5 Hal Ini Sepertinya Harus Ada Pada Caleg Supaya Tak Beresiko Besar
  25. Caleg Harus Siaga Diri Mengamankan Diri, Aman dari Sisi Ini

============================

Lanjutkan ke SESI 2 : Klik disini!

-------------------------------------------------