Sabtu, 03 Maret 2018

Bahaya, Inilah 7 Ciri Aleg Bumerang Partai

Pikirkan hal ini, yang mungkin ada di benak sebagian pemilih anda. Bisa jadi wilayah anda merupakan wilayah yang sedang berkembang pesat, atau wilayah industri, misalnya.

Mereka mengatakan mungkin seperti ini:"Kita harus maju dan punya perwakilan yang berkualitas di legislatif. Kemajuan daerah jangan sampai di jejali oknum wakil-wakil rakyat yang target tersembunyi mereka adalah membidik peluang besar karena daerah kita sedang pesat-pesatnya membangun menjadi kota Industri yang sangat pesat, yang pasti banyak kuehnya."

Mungkin masih banyak lagi pemikiran-pemikiran senada yang di arahkan kepada anggota legislatif. ALEG bukan C-ALEG.

Beberapa situasi berikut ini ada benarnya di lapangan. Siapa yang tidak manjur telunjuknya saat punya jengkol. (Siapa yang tidak takut kepada orang yang berkuasa/punya jabatan?)

Pengusaha sebagai pelaku usaha tentu ingin proyek-proyeknya jalan dan lancar tanpa kendala perijinan maupun kendala lapangan. Maka mau tak mau harus mendekati satu atau beberapa di antara mereka yang bisa diandalkan untuk mempengaruhi kebijakan atau setidaknya menjadi media perantara kepada pemangku kebijakan. 

Maka disinilah celah wakil rakyat untuk melancarkan rencana usahanya. Lobi-lobi akan terjadi untuk membangun hubungan saling menguntungkan. Maka bagaimana hubungan ini jangan sampai tertangkap radar atau di kemudian hari terjadi masalah hukum dan mencuat kepermukaan menjadi petaka buat para wakil rakyat. Maka dengan sangat hati-hati kesepakatanpun terjadi. Wakil rakyat aman, pengusaha lancar. 

Selama dampaknya tidak berpotensi menimbulkan kasus hukum mungkin sepintas tidak masalah. Mereka terus memetik dan memanen. Tapi ia lupa bahwa sudah menyaingin warga dan orang yang di wakilinya untuk bisa usaha. Bahkan mungkin ia bersaing dengan orang yang dulu menjadi tim pemenangannya.

Jiwa serakah memang akan menghancurkan pelakuknya di ujung cerita. Tentu diam-diam mereka yang tersingkirkan tidak akan diam, perlahan mengabarkan keburukkan dan perilaku sang wakil rakyat. Bukan hanya itu, pemilu akan menjadi ajang tepat untuk mebenamkan sang wakil tersebut supaya kalah di pemilu mendatang, bahkan merembet kepada partai dimana ia berada.

Peristiwa yang digambarkan, jangan sampai terjadi kepada caleg-caleg yang nanti akan menang dan lalu menjabat jadi ALEG. Kita harus menjaga mereka supaya tetap bisa membesarkan partainya dan memperjuangkan kemajuan daerahnya masing-masing, membawa amanat warga dan memperjuangkan audiennya.

Berikut 7 Ciri caleg Bumerang Partai :
  1. Setelah menang tak lagi turun ke masyarakat
  2. Melupakan tim yang pernah memenangkannya di pileg
  3. Banyak janji yang tak ditunaikan
  4. Hilang setelah menang dan datang kembali setelah dekat pemilu
  5. Bersaing berebut peluang bisnis di lapangan
  6. Dangkal pengetahuan, lemah kualitas
  7. Citra yang kontra produktif di masyarakat
Bila ada wakil rakyat yang memiliki 7 ciri tersebut maka partai harus hati-hati. Buat apa mempertahankan orang semacam itu. Orang tidak mungkin protes, tapi ia akan protes di pemilu. Partai juga tak perlu merasa hebat dan pengurusnya dianggap loyal, sekarang masyarakat sudah cerdas, info sangat terbuka karena keberadaan internet, maka cukuplah kemusnahan partai-partai besar dari pemilu ke-pemilu menjadi pelajaran.

Partai harus mulai menjalin hubungan interpersonal dengan warga, bukan melulu mengurus kepentingan partai. Mulai menghasilkan banyak karya darpiada pencitraan. Sentuhan program ril, kepedulian dan kemudian menjaganya supaya tetap konsisten sepertinya obat bagi masyarakat yang apatis terhadap politisi, dan partai. Masyarakat tidak mencoblos bukan karena anti pemilu karena bisa jadi apatis kepada politik, partai dan kandidatnya.

Masyarakat juga harus dingatkan untuk terus mengawasi wakil-wakil yang sedang menjabat supaya benar-benar menjalankan fungsinya. Bila sudah tidak berpihak kepada rakyat, bila kualitasnya dianggap jongkok dan payah, bila setelah naik hanya ngurusin usaha dan usahanya saja memperkaya diri sendiri lebih tepat mereka jangan sampai naik kembali. 

Masyarakat punya kuasa. Kuasa rakyat ada pada suara di ruang pemilihan. Akan kemana suara dirinya di arahkan. Inilah kekuatannya. Jangan sampai kekuatan ini dimanfaatkan untuk segelintir oknum-oknum yang hendak menggali keuntungan dan menanen peluang untuk dirinya sendiri. 

Aleg perlu memikirkan bahwa masyarakatlah yang harus memanen. Maka caranya bangun kekuatan suara.

Mereka yang menjadi bagian dari sebuah kelompok atau komunitas atau organisasi yang loyal, mereka kemungkinan besar akan membahas mengenai siapa yang akan di pilih untuk dijadikan sebagai wakil rakyat.

Dengan membangun komitmen, atau populernya disebut kontrak politik, maka jadi jelas, ada konsituen ril yang harus mereka dengar, perjuangkan dan majukan disamping tugas besarnya sebagai wakl rakyat yang menjalankan fungsi-fungsi legislatif. Hanya saja kontrak politik jangan hanya menjadi tameng untuk memanfaatkan mereka dan supaya tidak mengeluarkan modal dalam proses pemenangan. Kontrak politik hanyalah pintu masuk agar bisa diterima sebagian target kelompok suara anda. TAPI mengenai proses operasional pemenangan beda bab, tetap membutuhkan rekapitulasi anggaran operasi pemenangan. Salah bila hanya mengandalkan kontrak politik saja. Kontrak politik hanyalah kertas sementara belum ada bukti. Pintu sudah dibuka, mereka welcome dan menyambut, langkah selanjutnya adalah penguatan sesuai dengan strategi operasi pemenangan.

Tokoh mungkin banyak, bahkan mendadak ngaku tokoh pun tak sedikit. Mengaku tokoh itu mudah namun apakah ia mempunyai kekuatan mempengaruhi dan punya pengikut? Ini beda hal. Tokoh, saat ini lebih kepada populer, atau dikenal. Mengenai apakah ia bisa menggerakkan atau mempengaruhi suara, entahlah. Dalam pemilu bukan tokohnya yang dilihat. Warga biasa yang tak bersekolahpun semala dia bisa mengerahkan banyak suara, maka ini yang harus menjadi target rekrutmen.

Pemilu adalah suara, dimana satu orang punya satu hak suara. Pemulung, ABG yang baru pertama nyoblos, pejabat tinggi, ulama tersohor, jendral pangkat paling tinggi, bahkan presiden, dalam hal memilih, mereka punya kesamaan. Sama-sama hanya punya satu suara.

Kadang dalam pemenangan langsung mengincar tokoh mana yang akan didekati,betul? Tunggu dulu. Pelajari dulu leboh mendalam tentang hal ini, mungkin menjadi pertimbangan. Tokoh, akan di bidik oleh pihak lain juga, bukan hanya anda. Bayangkan bila beberapa pesaing juga mendatangi tokoh tersebut untuk minta dukungan. Tidak mungkin semua di dukung. Jadi tujuan mendatangi tokoh bukan hal utama untuk meminta dukungan. Ada Hal lain yang menjadi tujuan saat mendatangi tokoh jelang pemilu (nanti tulisan menyusul)

Semoga ini menjadi pemantik untuk perubahan dan perbaikan Kabupaten Bekasi. Wakil rakyat yang punya idealisme dan kualitas serta garis perjuangan yang jelas untuk rakyat Bekasi semoga tetap mempertahan diri sambil mengingatkan kepada oknum-oknum yang memiliki 7 ciri aleg yang menjadi bumerang partai. Karena jika dibiarkan jangan wakil rakyatnya yang berakhir jabatannya, bahkan partainya pun bisa jadi punah.

Silahkan Share Tulisan Ini
Mungkin rekan2 Anda Memerlukannya

Penulis 
Sunaryo Saripudin
WA : 08 777 920 555 4


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga Artikel Berikut Ini :

Bagaimana supaya Anda menang di PILEG bergantung dari anda membangun AUDIEN ANDA SENDIRI dan membangun DAYA AJAK yang kuat. Bagaimana Caranya?


Silahkan baca artikel-artikel pemenangan PILEG berikut ini :

  1. Persiapan Menyeluruh Untuk Pemenangan Anda di PILEG
  2. Inilah Penyebab Proses Pemenangan Dilakukan Serampangan
  3. Mau Nyaleg? Sempatkan Untuk Mempelajari Situasi dan Iklim Di Internal
  4. 12 Wilayah Rahasia Ini Jarang Semua Di Garap Caleg Dalam Marketing Politik
  5. Buku ini awalnya hanya untuk catatan pribadi saat jadi ketua tim sukses pileg 2009
  6. Mau Nyaleg? Sempatkan Untuk Mempelajari Situasi dan Iklim Di Internal
  7. Fenomena Partai Yang Seharusnya Jadi Cambuk Bikin Terus Perbaikan Internal Tanpa Kecuali
  8. Cari Pengurus Partai Ternyata Sulit. Bisa-bisa Kelimpungan
  9. Buku : Kunang-kunang Pemenangan Pemilu
  10. Inilah Penyebab Proses Pemenangan Dilakukan Serampangan
  11. Mendalami Pemilih Pragmatis
  12. Bagi Caleg Kendala Vital Untuk Menang Pileg Sebenarnya Hanya Satu
  13. Jangan Salah Pendekatan, Efeknya Fatal Untuk Kemenangan Sang Caleg
  14. 10 Bahaya Pragmatis Yang Mungkin Jarang Dipikirkan Serius Efeknya Sangat Berbahaya
  15. Semua Inti Tulisan Pemenangan Pileg Tentang Hal Ini, Apa Saja?
  16. Bila Nyaleg Jangan Kalah Sama Tukang Sayur Keliling
  17. Bukan Yang Terbaik Tapi.....
  18. Asyikkkk!!!!Tulisan Saya Di Muat dan Di Sebar
  19. Cara Menang Mutlak di Pileg
  20. Persiapan Menang Nyaleg Di Pileg 2019
  21. Berbekal Sejak Dini, Dengan Strategi Pemenangan Yang Ampuh
  22. Mendalami 2 Jenis Pemilih Pragmatis, Anda Jangan Terperangkap
  23. 6 Penyebab Yang Menjadikan Terpaksa Harus Pragmatis
  24. 5 Hal Ini Sepertinya Harus Ada Pada Caleg Supaya Tak Beresiko Besar
  25. Caleg Harus Siaga Diri Mengamankan Diri, Aman dari Sisi Ini

============================

Lanjutkan ke SESI 2 : Klik disini!

-------------------------------------------------