Rabu, 19 April 2017

Artis Partai Golongan Karya

Partai politik sebagai entitas politik dinilai belum memberikan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat. Terbukti proses perekrutan masih menggunakan cara-cara instan.

Salah satu cara untuk mendulang suara mereka menggunakan perekrutan artis. -----------------------------------------------------
1. Artis Partai Nasdem
2. Artis Partai Kebangkitan Bangsa
3. Artis Partai Keadilan Sejahtera
4. Artis Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
5. Artis Partai Golongan Karya
6. Artis Partai Gerakan Indonesia Raya
7. Artis Partai Demokrat
8. Artis Partai Amanah Bangsa
9. Artis Partai Persatuan Pembangunan
10. Artis Partai Hati Nurani Bangsa
14. Artis Partai Bulan Bintang
15. Artis Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
---------------------------------------------------------

Peneliti Senior Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI) Lucius Karus tidak menampik hal itu. Menurutnya, penggunaan artis memang di rekrut sebagai vote getter (pendulang suara).

Alasannya, kepopuleran artis bisa untuk menekan jumlah biaya kampanye. "Dengan sistem pemilu langsung dan suara terbanyak penggunaan artis (semakin) meningkat tajam," kata Lucius kepada Gresnews.com, (14 Nov 2013)

Lucius mengatakan dorongan utama artis masuk daftar caleg adalah karena kebutuhan partai. Menurutnya, simbiosis mutualisme yang terbangun antara parpol dan artis terjadi lantaran artis tergoda terhadap kekuasaan sedangkan parpol juga dilanda krisis manajerial. "Kekuasaan itu candu, jadi semua orang pada dasarnya mengincar kekuasaan tersebut. Tak terkecuali para artis ini," ungkap Lucius.

Krisis partai yang akut inilah menurut Lucius mengakibatkan terjadinya arus perpindahan jalur dari artis ke politisi. Meskipun demikian, Lucius berpendapat pencalegan artis itu bukanlah sesuatu yang haram. Akan tetapi dengan sistem perekrutan instan itu tidak menghasilkan politisi yang berkualitas. Padahal politisi, kata Lucius, seharusnya merupakan hasil olah pengalaman berpartai. "Tanpa proses kaderisasi yang panjang, kita tak bisa mengharapkan hasil kerja yang bermutu jika nanti meraih jabatan," katanya.

Artis biasanya digunakan atau direkrut menjelang masa pendaftaran calon legislatif (caleg) untuk memenuhi syarat verifikasi parpol. Selain untuk meningkatkan elektabilitas suara, penggunaan artis juga dijadikan strategi kemenangan. "Kalau menggunakan artis perkiraan kemenangan itu sudah bisa diperkirakan. Kemenangan bisa dilihat di awal karena banyaknya dukungan," imbuhnya.

Meski demikian, Lucius mengatakan dari sekian banyak artis yang terjun ke partai politik, ada beberapa diantaranya yang memang mempunyai kapasitas sebagai anggota legislatif yang baik. Ironisnya, angka penggunaan artis pada tiap Pemilu selalu meningkat hingga saat ini. Pada Pemilu 2014, dari data FORMAPPI jumlah artis yang bergabung mencapai 80 orang.

Menurut Lucius jumlah terbanyak berada di Partai Amanat Nasional (PAN) yang mencapai sekitar 20 orang dan di urutan kedua di tempati oleh Partai Gerindra yang kurang dari 20 orang. Lucius juga menegaskan perlu adanya regulasi yang dibuat kepada para parpol untuk membenahi managemen partainya.

Senada dengan Lucius, peneliti politik The Habibie Center Bawono Kumoro menyatakan penggunaan artis sebagai vote getter memang selalu terjadi setiap menjelang pemilu. Menurutnya, popularitas masih menjadi aspek paling penting di mata partai dalam perekrutan kader. Sedangkan aspek-aspek penting lain seperti rekam jejak dan kapabilitas kurang diperhatikan. "Partai masih memandang popularitas mereka sebagai senjata ampuh dalam mendulang dukungan suara," kata Bawono kepada Gresnews.com pada Kamis (14/11).

Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan artis itu menandakan proses rekruitmen di partai politik masih terjadi secara instan. Bila terus dilakukan, menurut Bawono konsekuensi dalam jangka panjang hal ini adalah semakin tidak berjalannya kaderisasi secara berjenjang di partai. Artinya, bila kaderisasi hanya dilakukan secara instan akan berdampak pada kualitas sumber daya para anggota legislatif yang duduk di parlemen.

Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Firman Noor mengatakan penggunaan artis masih sah dan relevan. "Artis itu bukan kriminal, siapapun boleh (menjadi caleg)," katanya pada Gresnews.com pada Rabu kemarin.

Akan tetapi yang memang perlu diperhatikan yaitu kredibilitas dan kecakapan. Menurutnya, selama parpol mampu memberikan pendidikan politik bagi kadernya termasuk artis. Menurutnya, tidak perlu ada aturan yang membatasi hal ini. "Ini hanyalah masalah etika politik saja," katanya. (gresnews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga Artikel Berikut Ini :

Bagaimana supaya Anda menang di PILEG bergantung dari anda membangun AUDIEN ANDA SENDIRI dan membangun DAYA AJAK yang kuat. Bagaimana Caranya?


Silahkan baca artikel-artikel pemenangan PILEG berikut ini :

  1. Persiapan Menyeluruh Untuk Pemenangan Anda di PILEG
  2. Inilah Penyebab Proses Pemenangan Dilakukan Serampangan
  3. Mau Nyaleg? Sempatkan Untuk Mempelajari Situasi dan Iklim Di Internal
  4. 12 Wilayah Rahasia Ini Jarang Semua Di Garap Caleg Dalam Marketing Politik
  5. Buku ini awalnya hanya untuk catatan pribadi saat jadi ketua tim sukses pileg 2009
  6. Mau Nyaleg? Sempatkan Untuk Mempelajari Situasi dan Iklim Di Internal
  7. Fenomena Partai Yang Seharusnya Jadi Cambuk Bikin Terus Perbaikan Internal Tanpa Kecuali
  8. Cari Pengurus Partai Ternyata Sulit. Bisa-bisa Kelimpungan
  9. Buku : Kunang-kunang Pemenangan Pemilu
  10. Inilah Penyebab Proses Pemenangan Dilakukan Serampangan
  11. Mendalami Pemilih Pragmatis
  12. Bagi Caleg Kendala Vital Untuk Menang Pileg Sebenarnya Hanya Satu
  13. Jangan Salah Pendekatan, Efeknya Fatal Untuk Kemenangan Sang Caleg
  14. 10 Bahaya Pragmatis Yang Mungkin Jarang Dipikirkan Serius Efeknya Sangat Berbahaya
  15. Semua Inti Tulisan Pemenangan Pileg Tentang Hal Ini, Apa Saja?
  16. Bila Nyaleg Jangan Kalah Sama Tukang Sayur Keliling
  17. Bukan Yang Terbaik Tapi.....
  18. Asyikkkk!!!!Tulisan Saya Di Muat dan Di Sebar
  19. Cara Menang Mutlak di Pileg
  20. Persiapan Menang Nyaleg Di Pileg 2019
  21. Berbekal Sejak Dini, Dengan Strategi Pemenangan Yang Ampuh
  22. Mendalami 2 Jenis Pemilih Pragmatis, Anda Jangan Terperangkap
  23. 6 Penyebab Yang Menjadikan Terpaksa Harus Pragmatis
  24. 5 Hal Ini Sepertinya Harus Ada Pada Caleg Supaya Tak Beresiko Besar
  25. Caleg Harus Siaga Diri Mengamankan Diri, Aman dari Sisi Ini

============================

Lanjutkan ke SESI 2 : Klik disini!

-------------------------------------------------