Partai politik sebagai entitas politik dinilai belum memberikan
pendidikan politik yang baik bagi masyarakat. Terbukti proses perekrutan
masih menggunakan cara-cara instan.
Salah satu cara untuk mendulang suara mereka menggunakan perekrutan artis.
-----------------------------------------------------
1. Artis Partai Nasdem
2. Artis Partai Kebangkitan Bangsa
3. Artis Partai Keadilan Sejahtera
4. Artis Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
5. Artis Partai Golongan Karya
6. Artis Partai Gerakan Indonesia Raya
7. Artis Partai Demokrat
8. Artis Partai Amanah Bangsa
9. Artis Partai Persatuan Pembangunan
10. Artis Partai Hati Nurani Bangsa
14. Artis Partai Bulan Bintang
15. Artis Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
---------------------------------------------------------
Peneliti
Senior Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI) Lucius
Karus tidak menampik hal itu. Menurutnya, penggunaan artis memang di
rekrut sebagai vote getter (pendulang suara).
Alasannya,
kepopuleran artis bisa untuk menekan jumlah biaya kampanye. "Dengan
sistem pemilu langsung dan suara terbanyak penggunaan artis (semakin)
meningkat tajam," kata Lucius kepada Gresnews.com, (14 Nov 2013)
Lucius
mengatakan dorongan utama artis masuk daftar caleg adalah karena
kebutuhan partai. Menurutnya, simbiosis mutualisme yang terbangun antara
parpol dan artis terjadi lantaran artis tergoda terhadap kekuasaan
sedangkan parpol juga dilanda krisis manajerial. "Kekuasaan itu candu,
jadi semua orang pada dasarnya mengincar kekuasaan tersebut. Tak
terkecuali para artis ini," ungkap Lucius.
Krisis partai yang akut inilah menurut Lucius
mengakibatkan terjadinya arus perpindahan jalur dari artis ke politisi.
Meskipun demikian, Lucius berpendapat pencalegan artis itu bukanlah
sesuatu yang haram. Akan tetapi dengan sistem perekrutan instan itu
tidak menghasilkan politisi yang berkualitas. Padahal politisi, kata
Lucius, seharusnya merupakan hasil olah pengalaman berpartai. "Tanpa
proses kaderisasi yang panjang, kita tak bisa mengharapkan hasil kerja
yang bermutu jika nanti meraih jabatan," katanya.
Artis biasanya digunakan atau direkrut menjelang masa
pendaftaran calon legislatif (caleg) untuk memenuhi syarat verifikasi
parpol. Selain untuk meningkatkan elektabilitas suara, penggunaan artis
juga dijadikan strategi kemenangan. "Kalau menggunakan artis perkiraan
kemenangan itu sudah bisa diperkirakan. Kemenangan bisa dilihat di awal
karena banyaknya dukungan," imbuhnya.
Meski demikian, Lucius mengatakan dari sekian banyak
artis yang terjun ke partai politik, ada beberapa diantaranya yang
memang mempunyai kapasitas sebagai anggota legislatif yang baik.
Ironisnya, angka penggunaan artis pada tiap Pemilu selalu meningkat
hingga saat ini. Pada Pemilu 2014, dari data FORMAPPI jumlah artis yang
bergabung mencapai 80 orang.
Menurut Lucius jumlah terbanyak berada di Partai
Amanat Nasional (PAN) yang mencapai sekitar 20 orang dan di urutan kedua
di tempati oleh Partai Gerindra yang kurang dari 20 orang. Lucius juga
menegaskan perlu adanya regulasi yang dibuat kepada para parpol untuk
membenahi managemen partainya.
Senada dengan Lucius, peneliti politik The Habibie
Center Bawono Kumoro menyatakan penggunaan artis sebagai vote getter
memang selalu terjadi setiap menjelang pemilu. Menurutnya, popularitas
masih menjadi aspek paling penting di mata partai dalam perekrutan
kader. Sedangkan aspek-aspek penting lain seperti rekam jejak dan
kapabilitas kurang diperhatikan. "Partai masih memandang popularitas
mereka sebagai senjata ampuh dalam mendulang dukungan suara," kata
Bawono kepada Gresnews.com pada Kamis (14/11).
Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan artis itu
menandakan proses rekruitmen di partai politik masih terjadi secara
instan. Bila terus dilakukan, menurut Bawono konsekuensi dalam jangka
panjang hal ini adalah semakin tidak berjalannya kaderisasi secara
berjenjang di partai. Artinya, bila kaderisasi hanya dilakukan secara
instan akan berdampak pada kualitas sumber daya para anggota legislatif
yang duduk di parlemen.
Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) Firman Noor mengatakan penggunaan artis masih sah dan relevan.
"Artis itu bukan kriminal, siapapun boleh (menjadi caleg)," katanya pada
Gresnews.com pada Rabu kemarin.
Akan tetapi yang memang perlu diperhatikan yaitu
kredibilitas dan kecakapan. Menurutnya, selama parpol mampu memberikan
pendidikan politik bagi kadernya termasuk artis. Menurutnya, tidak perlu
ada aturan yang membatasi hal ini. "Ini hanyalah masalah etika politik
saja," katanya. (gresnews.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Baca Juga Artikel Berikut Ini :
Bagaimana supaya Anda menang di PILEG bergantung dari anda membangun AUDIEN ANDA SENDIRI dan membangun DAYA AJAK yang kuat. Bagaimana Caranya?
Silahkan baca artikel-artikel pemenangan PILEG berikut ini :
- Persiapan Menyeluruh Untuk Pemenangan Anda di PILEG
- Inilah Penyebab Proses Pemenangan Dilakukan Serampangan
- Mau Nyaleg? Sempatkan Untuk Mempelajari Situasi dan Iklim Di Internal
- 12 Wilayah Rahasia Ini Jarang Semua Di Garap Caleg Dalam Marketing Politik
- Buku ini awalnya hanya untuk catatan pribadi saat jadi ketua tim sukses pileg 2009
- Mau Nyaleg? Sempatkan Untuk Mempelajari Situasi dan Iklim Di Internal
- Fenomena Partai Yang Seharusnya Jadi Cambuk Bikin Terus Perbaikan Internal Tanpa Kecuali
- Cari Pengurus Partai Ternyata Sulit. Bisa-bisa Kelimpungan
- Buku : Kunang-kunang Pemenangan Pemilu
- Inilah Penyebab Proses Pemenangan Dilakukan Serampangan
- Mendalami Pemilih Pragmatis
- Bagi Caleg Kendala Vital Untuk Menang Pileg Sebenarnya Hanya Satu
- Jangan Salah Pendekatan, Efeknya Fatal Untuk Kemenangan Sang Caleg
- 10 Bahaya Pragmatis Yang Mungkin Jarang Dipikirkan Serius Efeknya Sangat Berbahaya
- Semua Inti Tulisan Pemenangan Pileg Tentang Hal Ini, Apa Saja?
- Bila Nyaleg Jangan Kalah Sama Tukang Sayur Keliling
- Bukan Yang Terbaik Tapi.....
- Asyikkkk!!!!Tulisan Saya Di Muat dan Di Sebar
- Cara Menang Mutlak di Pileg
- Persiapan Menang Nyaleg Di Pileg 2019
- Berbekal Sejak Dini, Dengan Strategi Pemenangan Yang Ampuh
- Mendalami 2 Jenis Pemilih Pragmatis, Anda Jangan Terperangkap
- 6 Penyebab Yang Menjadikan Terpaksa Harus Pragmatis
- 5 Hal Ini Sepertinya Harus Ada Pada Caleg Supaya Tak Beresiko Besar
- Caleg Harus Siaga Diri Mengamankan Diri, Aman dari Sisi Ini
============================
Lanjutkan ke SESI 2 : Klik disini!
-------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar