Naskah: Andi Nursaiful/berbagai sumber, Foto: Dok. MO
Dari 10 anggota DPR RI Periode 2014-2019 peraih suara
terbanyak, tercatat ada putra presiden, putra dan putri ketua umum
parpol, putra dan putri gubernur, hingga mantan bupati dua periode.
Sebagian besar dari mereka adalah wajah lama di Senayan, sementara
beberapa dari mereka pernah diperiksa KPK dan pernah tersangkut kasus
video porno.
Rabu, 1 Oktober 2014, bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila, para
anggota DPR RI terpilih yang akan duduk di Senayan periode 2014-2019
dilantik dan diambil sumpahnya sebagai wakil rakyat.
Dari sebanyak 560 kursi DPR RI yang diperebutkan selama Pemilu
Legislatif 5 Juli 2014, ada lima kursi kosong pada pelantikan ini.
Kelima kursi itu milik lima anggota DPR terpilih yang menjadi tersangka
kasus korupsi dan batal dilantik. Mereka adalah, Idham Samawi, Herdian
Koesnadi, dan Jimmy Demianus Ijie (Ketiganya dari PDI Perjuangan), Jero
Wacik (Partai Demokrat), serta Iqbal Wibisono (Partai Golkar).
Sebelumnya, menurut pemantauan Indonesia Corruption Watch (ICW), ada
setidaknya 48 caleg terpilih hasil Pemilu 2014 yang terjerat kasus
korupsi. Meski demikian, hanya kelima nama itu yang oleh Komisi
Pemilihan Umum (KPU) diminta untuk dibatalkan pelantikannya.
Banyak hal menarik lainnya dari para wakil rakyat periode kali ini. Dua
politisi pembelot, misalnya, tetap dilantik meskipun telah dipecat oleh
partainya. Keduanya adalah politisi Partai Golkar Nusron Wahid dan Agus
Gumiwang Kartasasmita, yang membelot mendukung Jokowi-JK pada Pilpres
lalu. Keduanya tetap dilantik atas rekomendasi KPU.
Dalam hal usia, Popong Otje Djundjunan dari Partai Golkar tercatat
sebagai anggota DPR RI tertua (76 tahun), sementara Ade Rezki Pratama
dari Partai Gerindra tercatat sebagai anggota DPR RI termuda (26 tahun).
Di DPD, anggota tertua adalah Mudaffar Sjah (79th) yang mewakili Maluku
Utara, sementara Riri Damayanti yang mewakili Bengkulu tercatat sebagai
anggota DPD termuda (24 tahun).
Tercatat ada 318 wajah baru yang menghiasi Senayan untuk lima tahun ke
depan. Sementara 242 lainnya merupakan wajah lama. Kepada merekalah
nasib rakyat digantungkan, khususnya rakyat yang mereka wakili.
Di bawah ini adalah daftar 10 anggota DPR RI periode 2014-2019 yang
paling diharapkan oleh pemilihnya untuk memperjuangkan nasib rakyat.
Paling diharapkan lantaran mereka meraih suara terbanyak. Daftar
lainnya, adalah 10 wakil rakyat di Senayan yang paling sedikit meraih
dukungan rakyat.
10 Anggota DPR RI Peraih Suara Rakyat Terbesar
1. dr. Karolin Margret Natasha (PDI-P): 397.481 suara
Kelahiran Mempawah (Kalimantan Barat), 12 Maret 1982, dokter
lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya, Jakarta, ini, adalah
mantan anggota DPR RI Periode 2009-2014. Saat itu ia juga meraih
dukungan besar dan berada di posisi ketiga peraih suara terbesar. Putri
Gubernur Kalimantan Barat periode 2013-2018 (Drs.Cornelis,MH) juga
bersuamikan seorang dokter (dr. Adhy Nugroho).
Sekadar “melawan lupa” pada 2012 nama wanita cantik ini disebut-sebut
dalam sebuah kasus video porno. Ia membantah keterlibatannya dalam
video, namun saat itu Badan Kehormatan DPR (BK DPR) berjanji tetap akan
menindaklanjuti kasus tersebut dengan melibatkan Mabes Polri untuk
melakukan analisa digital forensik.
2. Puan Maharani (PDI-P): 369.927 suara
Lahir pada 6 September 1973, cucu Bung Karno ini adalah Sarjana
Komunikasi dari Universitas Indonesia. Putri dari Ketua Umum partai PDIP
Megawati Soekarnoputri, dan suami dari Happy Hapsoro, ini, sebelumnya
duduk di Komisi VI DPR RI Periode 2019-2014 sekaligus Ketua Fraksi PDIP.
Sempat disebut-sebut mengincar kursi cawapres dari capres Jokowi, namun
pada dinamika selanjutnya Jusuf Kala (mantan wakil presiden 2004-2009)
yang mendampingi Jokowi. Sebelumnya, berbagai pihak dan lembaga survei
menunjukkan bahwa elektabilitas Jokowi bisa turun bila diduetkan dengan
Puan.
3. Wayan Koster (PDI-P): 260.342 suara
Kelahiran Singaraja (Bali), 20 Oktober 1962, Dr. Ir. Wayan Koster MM,
juga termasuk wajah lama di Senayan. Lulusan ITB Bandung (S1), STIE IGI
(Master), dan Universitas Negeri Jakarta (Doktor), ini, sebelumnya duduk
di Komisi X DPR yang membidangi membidangi pendidikan, pemuda,
olahraga, pariwisata, kesenian, dan kebudayaan.
(Sumber :mensobsession.com)
Sekadar “melawan lupa”, ia pernah diperiksa oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan korupsi pelaksanaan proyek PT DGI dan
pencucian uang Nazaruddin pada Desember 2013. Namanya juga disebut oleh
mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Nazaruddin yang merupakan pemilik
Grup Permai sebagai salah satu perusahaan yang menerima uang Rp 21
miliar untuk pengurusan proyek Hambalang dalam persidangan di Pengadilan
Tipikor pada Januari 2014.
4. Rieke Diah Pitaloka (PDI-P): 255.044 suara
Bernama lengkap Rieke Diah Pitaloka Intan Permatasari S.S, Shum., wanita
cantik kelahiran Garut, Jawa Barat, 8 Januari 1974, ini, adalah sarjana
Sastra Belanda dari UI dan peraih S2 Filsafat dari kampus sama.
Mantan aktris sinetron ini pun wajah lama di DPR, di mana periode
sebelumnya ia duduk di Komisi IX. Ia dikenal gigih dan vokal
memperjuangkan isu buruh dan gender. Pada Pilkada Jabar 2013, Rieke dan
Teten Masduki mencalonkan diri sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa
Barat namun gagal.
Ia sempat maju sebagai caleg pada Pemilu 2004 dari PKB namun gagal. Saat
itu menjabat Wakil Sekjen DPP PKB pimpinan Muhaimin Iskandar. Baru
setelah bergabung ke PDIP, Rieke berhasil melangkah ke Senayan.
5. Edhie Baskoro (Demokrat): 243.747 suara
Putra
Susilo Bambang Yudhoyono yang akrab disapa Ibas ini lahir di Bandung,
24 November 1980. Menantu Ketua DPP PAN Hatta Rajasa ini adalah lulusan
Finance and E-Commerce, Universitas Curtin, Perth, Australia
(1999-2005), dan International Political Economy, Universitas Teknologi
Nanyang, Singapura (2005-2007).
Pada
Pileg 2009 ia sudah berhasil meraih 327.097 suara dengan dapil Jawa
Timur VII yang menjadikannya sebagai caleg peraih suara terbanyak secara
nasional. Dia duduk di Komisi I DPR yang membidangi masalah pertahanan,
luar negeri, dan informasi. Namun pada Februari 2013, Ibas mengundurkan
diri dengan alasan akan fokus pada urusan partai.
Nama Sekjen Partai Demokrat (2010-2015) ini sempat disebut-sebut oleh
mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang terjerat kasus
Hambalang. Anas pernah meminta Ibas dan SBY untuk bersedia menjadi saksi
meringankan bagi dirinya. Namun keduanya menolak karena merasa tak
punya hubungan dengan kasus Hambalang.
6. Nusron Wahid (Golkar): 243.021 suara
Sarjana sastra kelahiran Kudus, 12 Oktober 1973, ini, tercatat berkantor
di Senayan untuk ketiga kalinya, sejak pertama melenggenag ke Senayan
pada periode 2004-2009. Periode lalu, Nusron duduk di Komisi VI yang
membidangi masalah perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi,
usaha kecil dan menengah), dan badan usaha milik negara.
Januari 2011 ia juga terpilih sebagai Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP)
Ansor yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama. Ia juga tercatat sebagai
Komisaris di PT CBN dan PT Palima Timada.
Lantaran membelot mendukung pasangan Jokowi-JK pada Pilpres, Partai
Golkar memecat Nusron bersama koleganya dari Golkar Agus Gumiwang
Kartasasmita. Namun atas rekomendasi KPU, keduanya tetap dilantik pada 1
Oktober. Kabarnya Nusron mengincar kursi Menteri Pemuda dan Olah Raga
di kabinet Jokowi-JK.
7. Olly Dondokambey (PDI-P): 237.620 suara
Kelahiran Manado, 18 November 1961, lulusan STIE Tri Dharma Widya
1995-1997 ini juga tercatat sebagai mantan anggota DPR RI 2009-2014 di
Komisi XI. Ia menjabat Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR sebelum
diangkat menjadi Ketua Komisi XI menggantikan Emir Moeis yang tersandung
kasus korupsi.
Olly sendiri pernah diperiksa oleh KPK terkait kasus pembahasan alokasi
Dana Penyesuaian Infrasktruktur Daerah (DPID). Ia diperiksa sebagai
saksi yang diduga mengetahui suap tersangka Fahd El-Fouz alias Fahd A
Rafiq terhadap bekas anggota Banggar, Wa Ode Nurhayati.
Namanya juga disebut -sebut dalam dalam persidangan kasus Hambalang.
Namun Olly membantah menerima uang sebesar Rp 2,5 Miliar dari PT Adhi
Karya melalui terdakwa kasus proyek Hambalang, Teuku Bagus Mokhamad
Noor.
8. Dodi Reza Alex Noerdin (Golkar): 203.246 suara
Kelahiran Palembang,1 November 1970, Dodi adalah putra Gubernur Sumatera
Selatan Alex Noerdin. Ia pun termasuk wajah lama karena pada Pileg 2009
ia berhasil lolos ke Senayan dengan perolehan suara individual
terbanyak ke-4, dan duduk di Komisi III yang membidangi hukum dan
perundang-undangan, hak asasi manusia, dan keamanan.
Wakil Sekjen DPP Golkar ini adalah seorang politisi-pengusaha. Ia
tercatat sebagai Presiden klub sepakbola Sriwijaya FC, Komisaris PT Liga
Indonesia (2012-2013),
Presdir PT Pandji Media Gemilang (percetakan) Palembang, dan PT Radio
Trijaya FM Jakarta. Ia kalah dalam Pilkada Kabupaten Musi Banyuasin pada
2011 dan pernah menyatakan caleg dinasti tidak apa-apa karena
menurutnya rakyat akan menilai dari kinerja.
9. Hanafi Rais (PAN): 197.915 suara
Peraih suara terbanyak ke-9 ini adalah putra mantan Ketua MPR RI Amies
Rais. Bernama lengkap Ahmad Hanafi Rais, anak muda kelahiran Chicago, 9
Oktober 1979, ini, menamatkan pendidikan S2 dari Lee Kuan Yew School Of
Public Policy National University of Singapore.
Sebelumnya ia aktif di organisasi dan mengajar sebagai dosen Fisipol UGM
Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dosen, Lemhanas Jakarta
dan Akmil Magelang. Ini kali pertama ia maju sebagai caleg dan
terpilih dengan perolehan 197.915 suara.
10. Hasan Aminuddin (NasDem): 190.226 suara
Kelahiran
Probolinggo, 7 Januari 1965, sarjana S2 dari Universitas Merdeka Malang
(2003-2005), ini, lolos ke Senayan melalui kendaraan politik Partai
NasDem. Padahal, sejak 1992 hingga 2003, ia tercatat sebagai anggota dan
Ketua DPRD Probolinggo dari PKB.
Usai jabatan legislatif, ia menjabat Bupati Probolinggo sebanyak dua
periode (2003- 2013), juga dari PKB. Di saat bersdamaan (2007-2009) ia
dipercaya memimpin DPW PKB Jawa Timur. Pada 2013, ia pindah partai, maju
sebagai caleg Partai NasDem, dan berhasil duduk sebagai anggota DPR RI
peraih suara terbanyak ke-10 di Senayan.
10 Anggota DPR RI 2014-2019 Peraih Suara Terkecil
1. Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz (PKB): Dapil Jawa Barat III, 12.149 suara
2. Supiadin Aries Saputra (NasDem): Dapil Jawa Barat XI, 14.099 suara
3. Mohammad Mahardika Suprapto (NasDem): Dapil Jawa Timur VI, 14.376 suara
4. Achmad Mustaqim (PPP): Dapil Jawa Tengah VIII, 14.620 suara
5. Ayub Khan (Demokrat): Dapil Jawa Timur IV, 15.975 suara
6. TB Soenmandjaja (PKS): Dapil Jawa Barat V, 17.196 suara
7. Yanuar Prihatin (PKB): Dapil Jawa Barat X, 17.823 suara
8. Ichsan Soelistio (PDIP): Dapil Banten II, 17.994 suara
9. Nurhayati Ali Assegaf (Demokrat): Dapil Jawa Timur V, 18.162 suara
10. Agung Budi Santoso (Demokrat): Dapil Jawa Barat I, 18.487 suara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Baca Juga Artikel Berikut Ini :
Bagaimana supaya Anda menang di PILEG bergantung dari anda membangun AUDIEN ANDA SENDIRI dan membangun DAYA AJAK yang kuat. Bagaimana Caranya?
Silahkan baca artikel-artikel pemenangan PILEG berikut ini :
- Persiapan Menyeluruh Untuk Pemenangan Anda di PILEG
- Inilah Penyebab Proses Pemenangan Dilakukan Serampangan
- Mau Nyaleg? Sempatkan Untuk Mempelajari Situasi dan Iklim Di Internal
- 12 Wilayah Rahasia Ini Jarang Semua Di Garap Caleg Dalam Marketing Politik
- Buku ini awalnya hanya untuk catatan pribadi saat jadi ketua tim sukses pileg 2009
- Mau Nyaleg? Sempatkan Untuk Mempelajari Situasi dan Iklim Di Internal
- Fenomena Partai Yang Seharusnya Jadi Cambuk Bikin Terus Perbaikan Internal Tanpa Kecuali
- Cari Pengurus Partai Ternyata Sulit. Bisa-bisa Kelimpungan
- Buku : Kunang-kunang Pemenangan Pemilu
- Inilah Penyebab Proses Pemenangan Dilakukan Serampangan
- Mendalami Pemilih Pragmatis
- Bagi Caleg Kendala Vital Untuk Menang Pileg Sebenarnya Hanya Satu
- Jangan Salah Pendekatan, Efeknya Fatal Untuk Kemenangan Sang Caleg
- 10 Bahaya Pragmatis Yang Mungkin Jarang Dipikirkan Serius Efeknya Sangat Berbahaya
- Semua Inti Tulisan Pemenangan Pileg Tentang Hal Ini, Apa Saja?
- Bila Nyaleg Jangan Kalah Sama Tukang Sayur Keliling
- Bukan Yang Terbaik Tapi.....
- Asyikkkk!!!!Tulisan Saya Di Muat dan Di Sebar
- Cara Menang Mutlak di Pileg
- Persiapan Menang Nyaleg Di Pileg 2019
- Berbekal Sejak Dini, Dengan Strategi Pemenangan Yang Ampuh
- Mendalami 2 Jenis Pemilih Pragmatis, Anda Jangan Terperangkap
- 6 Penyebab Yang Menjadikan Terpaksa Harus Pragmatis
- 5 Hal Ini Sepertinya Harus Ada Pada Caleg Supaya Tak Beresiko Besar
- Caleg Harus Siaga Diri Mengamankan Diri, Aman dari Sisi Ini
============================
Lanjutkan ke SESI 2 : Klik disini!
-------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar